LAPORAN PRAKTIKUM 1
MENETUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR
MENETUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR
Nama : Notin Lolita
NIM: 16140148
Kelas : B.13.2
Kelas : B.13.2
PROGRAM STUDI D.IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016/2017
A.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat menentukan jumlah kalor
yang hilang dalam proses pertukaran kalor antara air yang bersuhu tinggi dan
air yang bersuhu rendah.
2.
Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Beaker glass 250 ml, 2 buah.
2.
Pemanas air ( lampu spritus + tipot/tiga
kaki)
3.
Termometer batang 1 batang.
4.
Timbangan.
5.
Kawat kasa.
C.
Dasar
Teori
Jika system yang berbeda suhunya bersentuhan, maka system yang yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor dan system yang suhunya lebih rendah akan menyerap kalor. Karena melepas kalor, maka system yang suhunya lebih tinggi akan turun suhunya. Sebaliknya system yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya. Pada suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal, dan suhu kedua system menjadi sama.
Maka hokum kekekalan energy, kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diserap. Dalam kasus kedua system adalah system terbuka, maka sebagian kalordiserap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor hilang.
Misalnya bejana 1 berisi air dengan massa m1 dan suhu awal t1. Bejana 2 berisi air dengan massa m2 dan suhu awal t2. Diketahui t2 lebih besar dari t1. Kalor jenis air adalah 1 kal/gram0C. Setelah mencapai kesetimbangan termal, suhu campuran menjadi tc. Kalor yang dilepas bertanda negative dan kalor yang diserap bertanda positif. Menurut Azas Black :
Kalor yang lepas = Kalor yang diserap
-m2 x c x (tc-t2) = m1 x c (tc – t1) + Kalor yang hilang.
Karena besaran-besaran yang lain diketahui nilainya kecuali besaran kalor yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang dapat ditentukan.
Untuk mengurangi kalor yang hilang, maka bejanan tempat pencampuran dapat diberi bahan yang tidak mudah menyerap kalor, atau tidak mudah menghantar kalor ke lingkungan.
Jika system yang berbeda suhunya bersentuhan, maka system yang yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor dan system yang suhunya lebih rendah akan menyerap kalor. Karena melepas kalor, maka system yang suhunya lebih tinggi akan turun suhunya. Sebaliknya system yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya. Pada suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal, dan suhu kedua system menjadi sama.
Maka hokum kekekalan energy, kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diserap. Dalam kasus kedua system adalah system terbuka, maka sebagian kalordiserap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor hilang.
Misalnya bejana 1 berisi air dengan massa m1 dan suhu awal t1. Bejana 2 berisi air dengan massa m2 dan suhu awal t2. Diketahui t2 lebih besar dari t1. Kalor jenis air adalah 1 kal/gram0C. Setelah mencapai kesetimbangan termal, suhu campuran menjadi tc. Kalor yang dilepas bertanda negative dan kalor yang diserap bertanda positif. Menurut Azas Black :
Kalor yang lepas = Kalor yang diserap
-m2 x c x (tc-t2) = m1 x c (tc – t1) + Kalor yang hilang.
Karena besaran-besaran yang lain diketahui nilainya kecuali besaran kalor yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang dapat ditentukan.
Untuk mengurangi kalor yang hilang, maka bejanan tempat pencampuran dapat diberi bahan yang tidak mudah menyerap kalor, atau tidak mudah menghantar kalor ke lingkungan.
D.
Prosedur Percobaan
1.
Isi air dalam dua bejana
2.
Ukur volume air dalam masing-masing
bejana .
3.
Hitung masa air dalam masing-masing
bejana .
4.
Panaskan air dalam salah satu
bejana.
5.
Ukur suhu air dalam masing-masing
bejana.
6.
Campurkan air kedalam salah satu
bejana.
7.
Biarkan beberapa saat sampai suhu
campuran air itu konstan.
8.
Ukur suhu campuran air itu.
9.
Catat semua data yang diperoleh.
E.
Langkah-langkah
praktikum
1.
Mengukur gelas kosong untuk menentukan Mp
dan Md
M gelas beaker panas = 203,4 gram
M gelas beaker dingin = 204,43 gram
M gelas beaker panas = 203,4 gram
M gelas beaker dingin = 204,43 gram
2.
Siapkan air dan masukan kedalam beaker
masing-masing sesuai keperluan.
3.
Lakukan penimbangan kembali dan
diperoleh skala
M glas beaker berisi air yang akan dipanaskan = 31,56 gram
M glas beaker berisi dingin = 291,74 gram
M glas beaker berisi air yang akan dipanaskan = 31,56 gram
M glas beaker berisi dingin = 291,74 gram
4.
Setelah itu kita mencari nilai Mp
dan Md
Mp = 381,56 – 203,4 = 178,16 gram
Md = 291,74 – 204,43 = 87,31 gram
Mp = 381,56 – 203,4 = 178,16 gram
Md = 291,74 – 204,43 = 87,31 gram
5.
Selanjutnya kita nyalakan lampu spritus
dan letakan dibawah tripod.
6.
Letakan gelas beaker berisi air yang
akan dipanaskan diatas tripot. Tunggu sampai air sudah mulai mau mendidih.
7.
Sementara menunggu air yang dipanaskan,
lakukan pengukuran suhu terhadap air dingin (td)
8.
Dan setelah dilakukan pengukuran, menghasilkan td
= 260 C
9.
Setelah air yang dipanaskan tadi mulai
mendidih, tarik lampu spritus menjauhi tripot, dan matikan.
10.
Setelah itu langsung lakukan pengukuran
suhu pada air yang sudah dipanaskan.
11.
Setelah diukur diperoleh hasil tp
=
760C
12.
Setelah itu itu kita campurkan air yang
sudah dipanaskan dangan air yang dingin selama 5 menit.
13.
Kemudian lakukan kembali pengukuran
terhadap air yang sudah dicampurkan.
14.
Dan diperoleh hasil tc
=
560C
F.
Menentukan
Qhilang
Cp = 1 kalori
gram0C
Cd = 1 kalori
gram0C
Cp = 1 kalori
gram0C
Cd = 1 kalori
gram0C
v tp
= 760C
v td
= 280C
v tc
=
760-280
= 560C
= 560C
v Δtp = tp-tc
= 760-560
= 200C
= 760-560
= 200C
v Δtd = tc-td
= 560-280
= 280C
= 560-280
= 280C
v Qhilang
= Mp
x Cp
x Δtp x Cd
x Δtd
= 178,16 x 1 x 20 – 87,31 x 1 x 28
=3.563,2 – 2.444,68
=1.118.520C
= 178,16 x 1 x 20 – 87,31 x 1 x 28
=3.563,2 – 2.444,68
=1.118.520C
Jadi,
Qhilang
=
1.118,520C
Kesimpulan
Dengan adanya praktik mahasiswa dapat memahami dan dengan mudah untuk mengingatnya. Dan dari keseluruhan hasil praktik saya mendapatkan hasil yang positif, Q dengan hasil 1.118,52 gram.
Dengan adanya praktik mahasiswa dapat memahami dan dengan mudah untuk mengingatnya. Dan dari keseluruhan hasil praktik saya mendapatkan hasil yang positif, Q dengan hasil 1.118,52 gram.
G.
Aplikasi
Medis
Pemeliharaan suhu tubuh pada pasien yang mengalam suhu dibawah normal, untuk melindungi tubuh pasien kita perlu memakaikan pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan tubugnya. Pakaian dan selimut berperan sebagai insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada pada tubuh. Sebaliknya jika pasien mengalami demam atau suhu tubuh diatas normal kita perlu melepaskan semua lapisan penghalang atau menempatkan pasien dalam air dingin atau hangat. Keluarnya panas dari tubuh akan meningkat, panas keluar kedalam molekul air bukan kedalam molekul udara. Metode ini sering kali efektif dibandingkan mengelap pasien dan lebih mudah dilakukan pada anak yang sering kali terlalu aktif atau kesal jika harus berbaring saat dikompres. Jenis peralatan-peralatan yang membantu pengeluaran panas mencakup matras hipotermik dan selimut yang dibuat dengan bahan khusus penyerap panas atau mengusapkan larutan alcohol dan air pada pasien. Larutan ini dapat menyerap panas dan kemudian menguap dan digantikan pada larutan baru yang dapat menyerap panas lebih banyak lagi.
Menangani pasien dengan cara kompres, kompres adalah bantalan dari lenen atau meteri lainya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan terkadang mengandung obat dan dapat bersih ataupun kering, panas ataupun dingin. Adapun tujuan kompres adalah sebagai berikut :
Pemeliharaan suhu tubuh pada pasien yang mengalam suhu dibawah normal, untuk melindungi tubuh pasien kita perlu memakaikan pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan tubugnya. Pakaian dan selimut berperan sebagai insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada pada tubuh. Sebaliknya jika pasien mengalami demam atau suhu tubuh diatas normal kita perlu melepaskan semua lapisan penghalang atau menempatkan pasien dalam air dingin atau hangat. Keluarnya panas dari tubuh akan meningkat, panas keluar kedalam molekul air bukan kedalam molekul udara. Metode ini sering kali efektif dibandingkan mengelap pasien dan lebih mudah dilakukan pada anak yang sering kali terlalu aktif atau kesal jika harus berbaring saat dikompres. Jenis peralatan-peralatan yang membantu pengeluaran panas mencakup matras hipotermik dan selimut yang dibuat dengan bahan khusus penyerap panas atau mengusapkan larutan alcohol dan air pada pasien. Larutan ini dapat menyerap panas dan kemudian menguap dan digantikan pada larutan baru yang dapat menyerap panas lebih banyak lagi.
Menangani pasien dengan cara kompres, kompres adalah bantalan dari lenen atau meteri lainya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan terkadang mengandung obat dan dapat bersih ataupun kering, panas ataupun dingin. Adapun tujuan kompres adalah sebagai berikut :
·
Membantu menurunkan suhu tubuh
·
Mengurangi rasa sakit atau nyeri
·
Membantu mengurangi pendarahan
·
Membatasi peradangan
Kompres
dapat dilakukan pada :
Ø Pasien
yang suhunya tinggi
Ø Pasien
yang pendarahan hebat
Ø Pasien
yang kesakitan misalnya infiltrate appendikuler, sakit kepala yang hebat
Beberapa
mekanisme kompres terhada tubuh adalah kompres panas dan dingin.
1.
Kompres panas dapat mempengaruhi
memperlebar pembulu darah atau Vasodilatasi, member tahapan nutrisi dan oksigen
untuk dan membuang sampah-sampah tubuh, meningkatkan suplai darahke area-area
tubuh, jadi kompres sangat penting dan sangat berpengaruh pada saat tubuh
kurang stabil, dan dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri pada tubuh. Kompres
bisa dilakukan pada siapa saja misalnya, bayi, balita, anak-anak, orang dewasa,
maupun lansia.
2.
Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan
cara menyebabkan pengecilan pembulu darah atau Vasokonstriksi, mengurangi
oedema dengan mengurangi aliran darah ke area, mematirasakan sensasi nyeri,
memperlambat proses inflamasi, mengurangi rasa gatal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar