MAKALAH
PERSIAPAN LAKTASI
Nama: Notin Lolita
NIM:16140148
Kelas: B.13.2
PROGRAM STUDI D.IV
BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prinsip
pemberian ASI adalah sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir. Seorang ibu dikodratkan
untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah dilahirkannya, dimana
kodrat ini merupakan suatu tugas yang mulia bagi Ibu itu sendiri demi
keselamatan bayi dikemudian hari. Tetapi pada suatu proses kelahiran, terutama
bagi yang baru pertama kali melahirkan, kadang air susu Ibu tidak atau susah
untuk keluar sehingga bayi tersebut sementara diberikan susu botol yang akan
mengakibatkan bayi terbiasa menghisap dot, sehingga dapat mengalami
bingung putting saat mulai meneteki. Reflleks pertama seorang bayi yang
normal adalah mencari putting susu ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal
yang penting dalam proses produksi ASI. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI termasuk kolostrum tanpa tambahan apapun sejak bayi lahir. Dengan perkataan
lain pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi baru
lahir tidak dibenarkan. Sejak abad ke-19 para pakar telah sepakat bahwa ASI
lebih unggul daripada susu sapi atau bahan pengganti lainnya.Sayangnya perilaku
menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang suatu tingkah laku tradisional,
sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kemajuan di negara-negara industri yang memperkenalkan susu buatan untuk bayi
yang mempunyai manfaat sama dengan ASI, pemakaiannya lebih praktis, dengan
promosi pemasaran yang gencar. Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik
Indonesia melalui peraturan Nomor: 450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa
Indonesia melaksanakan pemberian hanya ASI saja selama 6 bulan pertama
kehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
1.2 Rumusan
Masalah
Setelah
diketahui latar belakang dari pembuatan makalah ini, maka rumusan masalahnya
akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Anatomi dan fisiologi payudara 2.
Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI 3. Manfaat Pemberian ASI 4. ASI Eksklusif 5.
Cara Merawat Payudara 6. Masalah dalam Pemberian ASI 7. Proses Laktasi.
1.3 Tujuan
Penulisan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Asuhan Kebidanan, dan untuk
mengetahui proses laktasi dan
menyusui.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan dengan mengumpulkan
refrensi yang berhubungan dengan
pembahasan makalah ini.
1.5 Sistematika
Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
I PAYUDARA
A. Anatomi
Payudara
B. Fisiologi
Payudara
C. Cara
Merawat Payudara
II PERSIAPAN LAKTASI
A. Pengertian
ASI Eksklusif
B. Manfaat
ASI Eksulsif
C. Pembentukan
dan Persiapan ASI
D. Proses
laktasi
III Dukungan Bidan Dalam Pemberian
ASI
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
I. PAYUDARA
A. Anatomi Payudara
Setiap
manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki - laki dan
perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu
tanda kelamin sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang
indah dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena Air
Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan - bulan pertama kehidupan. Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang
terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar
payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian
utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang
membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang
kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian
yang menonjol di puncak payudara.
B. Fisiologi
Payudara
Payudara
mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai
dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan
daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar
dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi
waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel
duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi
hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi
oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
C. Cara Merawat Payudara
Siapapun
pasti ingin memiliki payudara yang sehat, indah juga kencang. Namun untuk
mendapatkan semua itu tentunya Anda harus berbuat yang terbaik bagi payudara
Anda. Ini dia tips yang bisa Anda manfaatkan. Payudara mungkin bisa menjadi
aset berharga Anda yang tentunya perlu perawatan khusus. Karena seiring dengan
berkembangnya usia, payudara Anda pun akan mengalami berbagai masalah. Misalnya
pengenduran payudara, menyusutnya kelenjar susu, stretch mark, melemahnya
jaringan ikat penyangga payudara juga elastisitas kulit payudara yang
berkurang. Apalagi setelah proses melahirkan dan menyusui, payudara Anda
mungkin tak lagi terlihat indah seperti sebelumnya. Namun ada beberapa
hal yang patut Anda coba untuk mempertahankan keindahan payudara Anda.
Mulai perawatan dari dalam payudara hingga keluar payudara.
1. Payudara
Anda juga perlu nutrisi
. Konsumsi makanan yang seimbang dengan
jumlah kalori yang cukup.
Sehingga berat
badan yang ideal bisa Anda dapatkan. Dengan berat badan
ideal tentunya
penampilan tubuh Anda secara keseluruhan termasuk
payudara akan
terbentuk dengan alami. Dengan demikian penampilan Anda
pun akan terlihat
menarik.
2. Kulit
payudara Anda hanya mengandung sedikit kolagen.
Terutama di bagian areola (kulit sekitar
puting) dan puting. Oleh karena itu
kangan menggesek payudara
dengan benda kasar misalnya scrub atau
handuk. Apalagi
ketika seminggu menjelang siklus bulanan. Untuk
mengatasi kulit
kering gunakan saja pelembab tanpa pewangi.
3.
Olahraga juga bisa menjadi usaha Anda untuk mengembalikan kekencangan
Payudara. Gerakan
olahraga yang dilakukan secara teratur akan melatih
otot-otot dada.
Lakukan secara teratur untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
4. Gunakan
juga bra yang sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara Anda
Yang terpenting
adalah bra harus nyaman dipakai. Gunakan bra khusus
ketika Anda
berolahraga. Sehingga keringat mudah terserap dan payudara
tersangga dengan
baik.
5. Bedah
estetika bisa menjadi pilihan terakhir Anda jika payudara sudah
mengalami permasalahan yang serius bagi
Anda. Bedah ini biasanya
dilakukan
untuk mengoreksi payudara yang tidak simetris, mengubah
bentuk dan ukuran payudara atau hanya
sekedar mengencangkan payudara.
Namun jika
bentuk payudara Anda baik-baik saja sebaiknya hindari bedah estetika. Semua
orang diciptakan tidak ada yang sempurna. Salah satu upaya mengetahui kelainan
pada payudara adalah dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI
dapat dilakukan 7-10 hari sesudah menstruasi hari terakhir. Untuk membantu
proses ini, oleskan sedikit minyak zaitun atau busa sabun mandi di permukaan
payudara. Ini akan memperlicin permukaan payudara. Selain itu tangan menjadi
lebih sensitif meraba kemungkinan adanya benjolan di payudara.
Langkah-langkah
melakukan SADARI:
a. Dalam posisi berbaring telentang,
letakkan tangan kanan di bawah kepala. Letakkan
sebuah bantal kecil di bawah
punggung sebelah kanan.
b. Raba
seluruh bagian payudara sebelah kanan dengan menggunakan 3 ujung jari
tengah yang dirapatkan.
c. Lakukan
gerakan memutar dan tekanan lembut tetapi mantap. Lakukan gerakan ini
mulai dari bagian pinggir searah jarum jam.
d. Ulangi
gerakan serupa pada payudara sebelah kiri. Rasakan dan perhatikan dengan
seksama, apabila muncul benjolan yang
mencurigakan.
e. Tekan
pelan-pelan daerah di sekitar puting. Perhatikan, apakah puting
mengeluarkan cairan yang tidak normal.
f. Dalam
posisi berdiri dan lengan lurus ke bawah, teliti kedua payudara di depan
cermin. Perhatikan, bila ada benjolan atau
perubahan bentuk payudara.
g. Angkat
kedua lengan lurus ke atas. Ulangi langkah di atas.
II. PERSIAPAN
LAKTASI
A. Pengertian ASI Eksklusif
Asi ekslusif adalah pemberian Air
Susu Ibu saja ( tanpa makanan / minumpendampg termasuk air putih maupun susu
formula ) selama enam bulan, untuk kemudian diteruskan hingga 2 tahun atau
lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi dengan makanan / minuman
pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan pencernaan anak.
B. Manfaat
ASI Eksulsif
Mengandung semua yang dibutuhkan
bagi pertumbuhan balita yang sehat Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat
gizi yang penting, tetapi juga mengandung enzim penyerapnya sehingga
semua ASI dengan mudah diserap seluruhnya oleh bayi. Hal inilah yang membuat
bayi ASI Ekslusif mudah “ Lapar “ dan sering menyusu.
Memberikan kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi
terutama diare.
Bayi ASI lebih siaga, percaya diri dan stabil
dibandingkan bayi tanpa ASI
Dengan menyusui terjalinnya ikatan kasih saying yang
kuat antara bayi dan
ibu, dan membuat keduannya merasa aman dan bahagia.
Hemat, praktis dan ramah lingkungan, karena mengurangi
sampah dari
kaleng atau dus.
Mengurangi kemungkinan terkena kanker.
Membantu Ibu untuk pemulihkan uterus, pendarahan dan
efek kontraseptis
Dan lain–lain.
C. Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan
bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena
retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang
dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan,
perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin
besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan
aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI dilaksanakan dengan jalan
1. Membersihkan puting susu dengan
air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap
mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol
dapat memakai pompa susu atau dengan
jalan operasi.
D. Proses laktasi
a.) Pengertian
Laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi,
dan pengeluaran ASI.
·
Pengaruh Hormonal
Proses laktasi tidak terlepas dari
pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan adalah : Progesteron,
berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran. Estrogen, berfungsi menstimulasi
sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan
tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi
jumlah produksi ASI.
Follicle stimulating hormone (FSH)
Luteinizing hormone (LH)
Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam
kehamilan.
Oksitosin,
berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca melahirkan,
oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down/
milk ejection reflex.
Human
placental lactogen
(HPL): Sejak bulan kedua kehamilan,
plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan
kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa
juga diproduksi tanpa kehamilan
(induced
lactation)
·
. Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui
tahapan-tahapan berikut: Laktogenesis I
Laktogenesis II
Laktogenesis III
Laktogenesis I
Merupakan
fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir
kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan
kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi
ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak
menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau
banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis
II
Pengeluaran
plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron,
esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level
prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian
kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon
prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon
ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level
prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu
sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan
kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum
diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II
dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.
Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah
melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum
mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya,
khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus
bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah
alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum
pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Laktogenesis
III
Sistem
kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai
stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan
taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
III. Dukungan Bidan Dalam Pemberian
ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat
istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk
memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung
pemberian ASI adalah :
Meyakinkan bahwa bayi memperoleh
makanan yang mencukupi dari payudara
ibunya.
Membantu ibu sedemikian rupa
sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan
dalam pemberian ASI, dengan :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya
segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
Bayi mulai
meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan
inisiasi
menyusu dini (early initiation)atau permulaan menyusu dini. Hal ini
merupakan
peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit
langsung
dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan.
Selain itu,
dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi.
Pemberian
ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling
sedikit 30
menit setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.Tujuan dari perawatan payudara
untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran susu, sehingga
pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara
dilakukan sedini mungkin,
bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan
payudara sebelum hamil
sudah
mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu
selalu bersih dan cuci tangan sebelum
menyusui. Kebersihan payudara
paling tidak dilakukan minimal satu kali
dalam sehari, dan tidak
diperkenankan mengoleskan krim, minyak,
alkohol ataupun sabun pada
puting
susunya.
3. Membantu ibu pada waktu pertama
kali memberi ASI. Membantu ibu
segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin
sering bayi menghisap puting susu
ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin
lancar.
Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada
hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja
merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas
dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. Posisi menyusui dapat
dilakukan dengan :
·
Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam
keadaan
lelah atau nyeri.
·
Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk
dimaksudkan untuk
memberikan topangan pada/ sandaran pada
punggung ibu dalam posisi
tegak lurus (90
derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dengan
bersila di atas
tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
·
Tidur telentang
Seperti halnya pada saat
dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini
juga dapat
dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara
payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah
berada pada posisi yang baik
pada payudara
antara lain:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu;
b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara;
c) Areola tidak akan tampak jelas;
d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya;
e) Bayi terlihat senang dan tenang;
f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.
4. Menempatkan
bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah
merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan
bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama
dalam ruangan selama
24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses
laktasi dapat
dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi
maupun medis.
·
Aspek
fisik
Kedekatan ibu dengan
bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat,
tanpa terjadwal
(nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu
maka ASI segera keluar.
·
Aspek
fisiologis
Bila ibu selalu dekat
dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui.
Sehingga bayi mendapat
nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin
yang ditimbulkan dari proses menyusui akan
membantu involusio uteri dan
produksi ASI akan
dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai
penelitian menyatakan
bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan
kehamilan atau dapat
digunakan sebagai KB alami.
·
Aspek
psikologis
Rawat gabung dapat
menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses
Lekat (early infant
mother bounding) Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan
badaniah ibu dan bayi.
Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental
yang diperlukan bayi,
sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan
psikologis bayi. Ibu
yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan
kepuasan tersendiri.
·
Aspek
edukatif
Rawat gabung memberikan
pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi
dan merawat dirinya
sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan
suami dan keluarga sangat
dibutuhkan oleh ibu.
·
Aspek
ekonomi
Rawat gabung tidak hanya
memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga,
tetapi juga untuk
rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu
penghematan dalam
pembelian susu buatan dan peralatan lain yang
dibutuhkan.
·
Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung
dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Selain itu, ibu dapat
melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang
menyimpang dengan
cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada
petugas kesehatan
sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
5. Memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin
tidak perlu dijadwal, bayi
disusui sesuai
dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan
sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara
sekitar 5-7 menit
dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
6. Memberikan
kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang
terbaik untuk bayi.
Kandungan dan
komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan
masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai
dengan kebutuhan
prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang
melahirkan bayi
cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup
bulan juga.
7. Menghindari susu botol dan “dot
empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan
dapat membuat bayi bingung
puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi
kurang baik. Hal ini
disebabkan,
mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh
berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1. PENUTUP
Menyusui
adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di
bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini.
Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan
didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan
tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu
kelancaran proses menyusui secara keseluruhan. Penggunaan ASI telah
dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan
derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional
perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai
pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg
baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang
pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang
melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya. Peranan petugas kesehatan sangat
penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik
sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan
harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen
menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan
suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan. Dengan
mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkan
etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal
sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi,
2008.
Fisiologi
Laktasi
.
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com Saleha, 2009.
Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas
. Jakarta:
Salemba Medika Ambarwati, 2008.
Asuhan
Kebidanan Nifas
.
Yogyakarta: Mitra Cendikia.
http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui.com Program
Manajemen Laktasi, 2004.
Buku
Bacaan Manajemen Laktasi
. Jakarta.
Pusdiknakes, 2003.
Buku
4: Asuhan Kebidanan Post Partum
. Suherni,
2007.
Perawatan
Masa Nifas
.
Yogyakarta: Fitramaya. Arianto, 2004.
Anatomi
Payudara dan Fisiologi Laktasi
.
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004.
Buku
Bacaan Manajemen Laktasi
. Jakarta.
Pusdiknakes, 2003.
Buku
4: Asuhan Kebidanan Post Partum
. Roesli, U.
2005.
Panduan
Praktis Menyusui
. Jakarta:
Puspaswara. Alfarisi, 2008.
Fisiologi
Laktasi
.
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar